Skip to content
Gallery
tortoic
Tortoic - Organisasi dan Proses Bisnis - Optimalisasi, Digitalisasi, dan Berkelanjutan
Share
Explore

Modul Organisasi dan Proses Bisnis Buku 1 ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang organisasi, proses bisnis, serta konsep dan teori masa depan yang berpengaruh terhadap keduanya. Organisasi penting dalam kehidupan sosial dan proses bisnis adalah kunci untuk menggerakkan organisasi. Modul ini diadaptasi dari buku karya Dr. Antonius Alijoyo menjadi versi e-learning dan akan diperkenalkan oleh beberapa pemateri. Modul ini mengajak peserta untuk memulai pembelajaran tentang elemen dasar organisasi dan proses bisnis.

Organisasi telah ada sejak lama dan menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia, bisa bersifat kaku atau fleksibel. Disiplin akademik organisasi dimulai sekitar tahun 1890-an dengan munculnya manajemen ilmiah atau taylorisme. Studi awal fokus pada sistem kompensasi dan produktivitas. Setelah Perang Dunia I, fokus bergeser ke pengaruh faktor manusia dan psikologi. Perang Dunia II mendorong minat pada sistem dan pendekatan rasionalistik. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, studi organisasi dipengaruhi oleh psikologi sosial dan penelitian kuantitatif. Pada tahun 1980-an, budaya organisasi dan metode kualitatif dari antropologi dan sosiologi menjadi penting. Ide tentang organisasi terus berkembang seiring dengan perubahan zaman.

Teori Organisasi Klasik:

Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai dari tahun 1800-an (abad 19), dalam teori ini organisasi digambarkan sebagai sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta mem-berikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku dan tidak men-gandung kreativitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin. Teori organisasi klasik merupakan struktur hubungan, kekuasaan, tujuan, peranan, kegiatan, komunikasi, dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori Organisasi Neoklasik

Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran neoklasik atau yang disebut juga dengan “Teori Hubungan Manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan terhadap teori klasik dan teori neoklasik mer-upakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”
Salah satu tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”, Hugo Munsterberg menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Ee-ciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antar mana-jemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah me-nekankan adanya perbedaan karakteristik individu dalam organisasi dan meningkatkan adanya pengaruh faktor sosial dan budaya terha-dap organisasi.Kemunculan teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Electric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Na-sional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo, seorang ahli riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya mem-perhatikan insentif upah dan kondisi kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan Produktivitas

Teori Organisasi

Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan ter-hadap dua teori sebelumnya, yaitu klasik dan neoklasik. Teori modern sering disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori organisasi modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkun-gan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Contoh

Bangunan piramida di Mesir dan candi Borobudur di Indonesia harus melibatkan ratusan sampai ribuan orang dan menggunakan ribuan batu sebagai bahan dasarnya. Pekerjaan besar tersebut tentu dilakukan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengenda-lian yang cermat. Jadi, manajemen juga bisa disebut dengan kesat-uan dari kegiatan yang dilakukan. Sebagai manusia, kita sering melakukan kegiatan manajemen, sejak dari kita anak-anak sampai dewasa nanti. Tanpa me-manage atau mengatur diri kita sendiri, kita tidak bisa mencapai sesuatu yang kita inginkan. Sebagai contoh, kita ingin pergi ke sekolah terlebih dahulu kita harus men-gatur diri kita mulai dari bangun tidur hingga sampai di sekolah. Jadi, seseorang yang me-manage diri dengan sebaik-baiknya maka ia akan mendapatkan sesuatu yang ditujunya.

Secara konseptual menyebutkan dua batasan yang perlu dikemuka-kan, yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organiz-ing” (pengorganisasian) sebagai kata kerja, yang merujuk pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.
Organisasi adalah suatu sistem yang mempunyai struktur dan per-encanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Orang-orang bekerja dan berhubungan antara satu sama lain di dalamnya dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, serta terdapat dorongan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Champoux, 2003)

Apabila membicarakan organisasi sebagai sistem, berarti meman-dang itu sebagai sesuatu yang terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantung dan terdapat sub-sub sistem di dalamnya. Sedangkan struktur di sini mengisyaratkan bahwa di dalam organisasi terdapat kadar formalitas dan pembagian tugas atau peranan yang harus dimainkan oleh anggota kelompoknya.

Istilah organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu perkumpulan atau perhimpunan dua orang atau lebih yang memiliki komitmen bersama dan ikatan formal dalam mencapai tujuan organisasi, dan dalam perhimpunannya terdapat hubungan antar anggota dan kelompok serta antara pemimpin dan anggota yang dipimpin atau bawahan .
Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat dinyatakan nilai penting organisasi sebagai alat administrasi dan manajemen dalam melaksanakan segala kebijakan/keputusan yang dibuat baik pada tingkatan administratif maupun manajerial. Dalam hubungan ini, hakikat organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandangan. Pertama, organisasi dipandang sebagai wadah, tempat di mana kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan. Kedua, sebagai proses yang berusaha menyoroti interaksi (hubungan) antara orang-orang yang terlibat di dalam organisasi itu.
Proses pengorganisasian mencakup kegiatan-kegiatan berikut:
Pembagian kerja yang harus dilakukan dan penugasan pada individu tertentu, kelompok dan departemen.
Pembagian aktivitas menurut level kekuasaan dan tanggung jawab
Organisasi merupakan suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, serta pemeliharaan suatu struktur atau pola hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok. Adapun organisasi secara sederhana memiliki unsur-unsur berikut, yaitu:

1. Man

Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau tata lembaga sering terdengar istilah pegawai atau personel. Pegawai atau perso-nel adalah semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non-management/workers). Mereka secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi

2. Kerja sama

Kerja sama sebagai bentuk perbuatan saling bantu terhadap kegia-tan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, meskipun anggota atau warga dibedakan tingkatannya berdasarkan fungsi dan tugasnya menjadi administra-tor, manajer, dan pekerja (workers), namun secara bersama-sama bekerja untuk mewujudkan tujuan bersama organisasi.

3. Tujuan bersama

Tujuan merupakan arah atau sasaran yang hendak dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang ingin dicapai atau yang diharap-kan. Tujuan merupakan titik akhir dari apa yang harus dikerjakan.Tu-juan juga menggambarkan capaian dari prosedur, program, pola (network), kebijakan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan (regulation) yang telah ditetapkan.

4. Peralatan

Unsur keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, baik berupa materi, mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan /kantor).

5. Lingkungan (environtment)

Faktor lingkungan di sini dapat berupa keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkungan, antara lain:
a. Kondisi atau situasi
b. Tempat atau lokasi
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
d. Kekayaan alam
Kekayaan alam ini meliputi keadaan iklim, udara, air, cuaca (geogra?k, hidrogra?, geologi, dan klimatologi), flora, dan fauna

Tujuan organisasi adalah hasil akhir atau sesuatu yang harus dica-pai. Tujuan berarti pernyataan terkait kondisi sekarang dan yang akan datang untuk dicapai melalui kegiatan–kegiatan organisasi. Menurut pendapat Etzioni (1967), tujuan dari suatu organisasi dapat diibaratkan sebagai suatu kondisi yang diinginkan, di mana organi-sasi tersebut memiliki upaya untuk mewujudkan apa yang telah disepakati. Tujuan dalam suatu organisasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum secara oper-asional tidak dapat berfungsi sebelum dijabarkan ke dalam tujuan khusus yang lebih detail sesuai dengan tingkatan manajemen, seh-ingga mampu membentuk hierarki tujuan.
Prinsip kerja suatu organisasi berlandaskan tujuan sebagai pedoman atau acuan disebut “Management By Objective” (MBO) atau “Administration By Objective”(ABO). Tujuan memiliki kedudukan penting dalam penyusunan organisasi, sehingga tujuan organi-sasi perlu dirumuskan secara jelas, tertulis, dan dikomunikasikan secara baik agar dapat benar-benar dipahami oleh para anggota organisasi. Ketika MBO dilaksanakan dengan baik, meskipun ter-dapat perbedaan antar anggota organisasi, baik perbedaan kedudukan atau fungsi dalam organisasi maupun waktu bekerja yang berbeda, sebagai anggota dari sebuah sistem, tercipta lang-kah yang terarah pada pencapaian tujuan organisasi
Kesatuan arah pada tujuan bersama (unity of purpose) dari pada anggota yang berbeda ini dikenal dengan “equi?nality”. Setiap administrator yang ingin sukses tentu berusaha menciptakan iklim organisasi yang memiliki “unity of purpose” dan “equi?nality”. Kedua hal ini diperlukan dalam rangka meningkatkan kesadaran sikap, mutu dan kegiatan profesi serta meningkatkan kesejahteraan. Ini juga berlaku bagi organisasi kependidikan sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 Tahun 19992, Pasal 61. Terdapat lima misi dan tujuan dari organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan dan/atau mengembangkan (1) karier, (2) kemampuan, (3) kewenangan profe-sional, (4) martabat, dan (5) kesejahteraan seluruh tenaga kependi-dikan. Sedangkan visi organisasi kependidikan secara umum adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang professional

Pendekatan perspektif terhadap konsep organisasi digunakan untuk memahami teori organisasi agar bisa diterapkan pada suatu tatanan organisasi. Terdapat tiga golongan aliran perspektif, yaitu perspektif satu, perspektif dua, dan perspektif tiga. Perspektif satu melihat konsep organisasi dari paham klasik, sementara perspektif dua melihat organisasi sebagai aliran pekerjaan, dan perspektif tiga melihat organisasi sebagai instrumen yang dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Ada juga beberapa perspektif lain yang berkembang dalam teori organisasi, seperti perspektif konflik, perspektif exchange, dan perspektif teknologi. Kesimpulannya, pendekatan perspektif membantu kita memahami berbagai aspek dan perilaku organisasi.
Want to print your doc?
This is not the way.
Try clicking the ⋯ next to your doc name or using a keyboard shortcut (
CtrlP
) instead.