Dokumen ini menjelaskan spesifikasi sistem untuk Sistem Manajemen Pemeriksaan, termasuk fitur utama, arsitektur sistem, desain basis data, antarmuka pengguna, dan kemampuan untuk digunakan secara offline.
1.2 Ruang Lingkup
Sistem ini akan digunakan oleh tim internal audit dalam sebuah perusahaan untuk mengelola proses pemeriksaan, termasuk perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, pemantauan tindakan lanjutan, manajemen risiko, dan kemampuan bekerja secara offline.
1.3 Definisi, Akronim, dan Singkatan
SMP: Sistem Manajemen Pemeriksaan
User: Pengguna
Audit Plan: Rencana Pemeriksaan
Audit Assignment: Surat Tugas Pemeriksaan
Audit Procedure: Prosedur Pemeriksaan
Audit Evidence: Bukti Pemeriksaan
Audit Finding: Temuan Pemeriksaan
Audit Recommendation: Rekomendasi Pemeriksaan
Risk Management: Manajemen Risiko
Follow-Up Action: Tindakan Lanjutan
2. Kebutuhan Sistem
2.1 Pengguna dan Peran
Member Auditor: Melakukan tugas pemeriksaan dan mengelola kertas kerja pemeriksaan.
Audit Team Leader: Memimpin tim pemeriksaan dan memastikan tugas berjalan sesuai rencana.
Supervisor: Mengawasi dan meninjau pekerjaan tim pemeriksaan.
Person in Charge: Bertanggung jawab atas keseluruhan proses pemeriksaan.
Auditee: Mengunggah dokumen yang diminta oleh auditor.
Office Head: Menyetujui rencana pemeriksaan dan surat tugas pemeriksaan.
Admin: Mengelola pengguna dan sistem.
Risk Manager: Mengelola risiko yang diidentifikasi selama proses pemeriksaan.
2.2 Fitur Utama
Pengajuan dan persetujuan rencana pemeriksaan tahunan.
Pembuatan surat tugas pemeriksaan.
Pengembangan program prosedur pemeriksaan.
Pelaksanaan prosedur pemeriksaan dan pengumpulan bukti.
Pencatatan temuan pemeriksaan dan pembuatan laporan.
Pemantauan pelaksanaan rekomendasi pemeriksaan.
Manajemen risiko.
Modul kertas kerja pemeriksaan (wawancara, inspeksi, review dokumen, pengamatan, survey).
Sistem ini menggunakan arsitektur berbasis layanan (microservices) yang memungkinkan skalabilitas dan pemeliharaan yang lebih mudah. Untuk mendukung kemampuan offline, sistem akan menggunakan teknologi penyimpanan lokal seperti IndexedDB atau SQLite di sisi klien. Komponen utama meliputi:
Front-End: Aplikasi web berbasis HTML, CSS, dan JavaScript, dengan dukungan untuk PWA (Progressive Web App) agar dapat bekerja secara offline.
Back-End: API berbasis REST yang dikembangkan dengan framework seperti Node.js atau Django.
Database: MySQL atau PostgreSQL untuk menyimpan data sistem.
3.2 Desain Basis Data
Tabel Pengguna (Users)
sql
Copy code
CREATE TABLE Users (
user_id INT PRIMARY KEY AUTO_INCREMENT,
username VARCHAR(50) NOT NULL UNIQUE,
password_hash VARCHAR(255) NOT NULL,
role ENUM('Member Auditor', 'Audit Team Leader', 'Supervisor', 'Person in Charge', 'Auditee', 'Office Head', 'Admin', 'Risk Manager') NOT NULL,
full_name VARCHAR(100) NOT NULL,
email VARCHAR(100) NOT NULL UNIQUE,
phone_number VARCHAR(20)
);
Tabel Rencana Pemeriksaan (AuditPlans)
sql
Copy code
CREATE TABLE AuditPlans (
plan_id INT PRIMARY KEY AUTO_INCREMENT,
plan_name VARCHAR(100) NOT NULL,
audit_type VARCHAR(50),
audit_objective TEXT,
auditee_id INT,
planned_start_date DATE,
planned_end_date DATE,
created_by INT,
created_at TIMESTAMP DEFAULT CURRENT_TIMESTAMP,
status ENUM('Pending', 'Approved', 'Rejected') DEFAULT 'Pending',