Skip to content

Ringkasan Fakta Utama (Verifiable)

Nama & Konsep: Mie Teko — mie kuah/goreng bertema “nostalgia rasa nusantara”, dengan penyajian unik (teko/gelas besar) dan vibes nongkrong malam. ()
Lokasi operasional (foodcourt): Foodcourt Cakra Nara, Jl. Wahid Hasyim No. 11, Dabag, Condongcatur, Depok, Sleman (sering disebut dalam konten IG & lowongan kerja). ()
Alamat alternatif yang juga muncul di listing lowongan: Jl. Wahid Hasyim No. 5A, Condongcatur, Depok, Sleman (kemungkinan alamat surat/operasional lain). ()
Jam buka (dikomunikasikan): sore–larut malam; beberapa materi menyebut 18.00–01.00 WIB. ()
Narasi visual (booth): Konten pihak ketiga menampilkan booth hijau “Mie Teko” (custom 1,2×0,6×1,9 m), menguatkan asosiasi warna. ()
Catatan: terdapat dua varian nomor alamat (No. 11 dan No. 5A) pada sumber berbeda; keduanya masih di koridor Jl. Wahid Hasyim–Condongcatur. Untuk materi resmi, sebaiknya pilih satu alamat utama (disarankan: Foodcourt Cakra Nara, No. 11) dan cantumkan alamat surat jika memang berbeda. ()

Laporan Brand DNA — Mie Teko (Draft Operasional)

1) Brand Core

Essence (inti): Nostalgia Nusantara yang Hangat & Aesthetic untuk Malam Jogja.
Purpose: Menghidupkan kembali memori mie kaki lima nusantara dalam format yang lebih rapi, bersih, dan fotogenik untuk generasi malam Jogja.
Promise (Janji): Semangkuk (atau seteko) mie kuah/goreng berbumbu rempah nusantara dengan rasa konsisten, cepat saji, dan suasana nongkrong yang akrab hingga larut. ()
Proof/RTB (Reason to Believe):
Jam buka malam (komunikasi 18.00–01.00) menegaskan fokus night crowd. ()
Lokasi foodcourt Cakra Nara (kawasan mahasiswa—Condongcatur). ()
Penyajian unik (teko/gelas besar) dan konten UGC/creator yang menonjolkan “twist aesthetic”. ()
Aset visual booth hijau yang konsisten muncul di konten pihak ketiga. ()

2) Positioning

Frame of Reference: Kuliner mie malam Jogja (kompetitor mental map: mie tek-tek/bakmi Jawa/nyemek; relevansi Jogja kuat). ()
Point of Difference: Penyajian “dari teko/gelas besar” + narasi nostalgia rempah nusantara + jam operasional malam di kawasan mahasiswa. ()
Point of Parity: Varian mie kuah/goreng/nyemek dengan topping populer (telur, sayuran, bakso/saikoro pada beberapa konten creator). ()
Brand Laddering:
Fungsional: kenyang, hangat, cepat, terjangkau.
Emosional: “rasa masa kecil/ronde malam Jogja” + tempat ngumpul santai.
Sosial: konten-able (aesthetic), mudah diajak “mabar”/nongkrong.

3) Segmentasi & Persona

Core Segment: Mahasiswa & pekerja malam 18–30 di koridor Condongcatur–Seturan–Babarsari; pencari comfort food hangat & murah, after 18.00. (disokong lokasi & jam buka). ()
Secondary: Komunitas konten/UGC hunter & pasangan muda yang cari spot aesthetic malam untuk “mie kuah rempah nusantara”. ()

4) Personality (3–5 kata)

Hangat, Nostalgik, Akrab, Nightlife-friendly, Aesthetic.

5) Value Proposition (per kategori manfaat)

Produk/Rasa: Kuah rempah Nusantara yang gurih-harum, opsi kuah/goreng/nyemek; topping crowd-pleaser. ()
Pengalaman: Nongkrong malam 18.00–01.00, servis cepat, communal seating (foodcourt). ()
Visual/Sosial: Penyajian unik “teko/gelas” → instagrammable + booth hijau mudah dikenali. ()
Akses: Lokasi strategis dekat kampus/kost di Condongcatur. ()

6) Brand Narrative (80–100 kata)

Di Jogja, malam adalah waktu terbaik untuk berkumpul. Mie Teko hadir sebagai rumah rasa nostalgia nusantara: mie kuah/goreng beraroma rempah yang akrab di lidah, disajikan unik dalam teko/gelas besar. Berbasis di Foodcourt Cakra Nara – Condongcatur, kami buka hingga larut agar siapa pun bisa pulang dengan perut hangat dan hati ringan. Tanpa ribet, tanpa mahal—cukup pesan, duduk, dan nikmati momen. Mie Teko: nostalgia yang hangat, akrab, dan estetis—teman setia malammu. ()

7) Verbal Identity (Tone of Voice)

Nada: Hangat, ramah, santai-malam; tidak berisik; sedikit playful.
Diksi inti: nostalgia, rempah, hangat, malam, nongkrong, teko/gelas.
Tagline opsi:
“Nostalgia Rasa Nusantara.” ()
“Hangatnya Malam, Seduh di Teko.”
“Malam Jogja, Mie dari Teko.”

8) Visual Cues (guideline singkat)

Warna utama: Hijau (heritage/nostalgia, konsisten dengan ekspos booth). Aksen: krem/putih (hangat), merah-cabe (rempah). ()
Bentuk/ikon: Siluet teko + gelombang uap hangat.
Typography: Sans modern humanist untuk keterbacaan; subjudul serif bergaya “heritage” untuk kesan nostalgia.
Aset wajib: Hero shot mie dalam teko/gelas, close-up kuah rempah, detail topping.

9) Product Architecture (menu pillar — template)

Pillar 1 – Kuah Rempah Nusantara: Original, Pedas, Rempah Kental.
Pillar 2 – Goreng/Nyemek: Original, Pedas, Telur Kampung.
Pillar 3 – Topping: Telur, Bakso/saikoro*, Pakcoy, Pangsit (sesuaikan aktual menu). ()
Pillar 4 – Minuman: Es Teh/Es Jeruk/Herbal hangat (tematik malam).
*Sesuaikan ke menu aktual outlet untuk konsistensi operasional (harga & food cost).

10) Customer Experience (end-to-end)

Discovery: IG Reels/TikTok creator, Google Maps (optimasi alamat konsisten). ()
Order Flow: Counter → nomor → serve cepat; upsell topping & minum hangat.
Ritual brand: “Tuang dari teko, aduk hangat, #MalamJogjaHidup.”
UGC hook: Angle “mie dari teko/gelas besar”, steam shot, cheers gelas.
Want to print your doc?
This is not the way.
Try clicking the ⋯ next to your doc name or using a keyboard shortcut (
CtrlP
) instead.