Konsep Trust

Hubungan antara trust (kepercayaan) dan assurance (keyakinan) sangat erat, karena keduanya saling mendukung dalam konteks tata kelola, audit, dan manajemen risiko. Assurance membantu membangun trust, sementara trust menjadi landasan keberhasilan penerimaan hasil assurance oleh pemangku kepentingan.

1. Trust Mendukung Penerimaan Assurance

Peran Trust:
Trust adalah keyakinan dasar yang dimiliki pemangku kepentingan terhadap independensi, kompetensi, dan integritas auditor atau pemberi assurance.
Tanpa trust, hasil assurance mungkin diragukan, meskipun didukung oleh bukti dan analisis yang kuat.
Contoh:
Jika pemangku kepentingan mempercayai auditor (trust), mereka cenderung menerima laporan audit (assurance) tanpa banyak resistensi.
Dalam SPI, kepercayaan manajemen terhadap tim audit internal memastikan rekomendasi advisory diterapkan dengan baik.

2. Assurance Membangun Trust

Peran Assurance:
Assurance memberikan keyakinan berbasis bukti kepada pemangku kepentingan bahwa sistem, laporan, atau proses sesuai dengan standar dan bebas dari kesalahan material.
Hasil assurance yang andal memperkuat trust terhadap sistem tata kelola organisasi dan pihak pemberi assurance.
Contoh:
Audit laporan keuangan memberikan assurance kepada pemegang saham bahwa laporan tersebut dapat dipercaya, sehingga meningkatkan trust terhadap manajemen dan pengelolaan organisasi.

3. Siklus Trust dan Assurance

Trust dan assurance saling memperkuat dalam siklus berikut:
Trust Awal: Pemangku kepentingan mempercayai auditor berdasarkan reputasi, pengalaman sebelumnya, atau sistem yang ada.
Assurance: Auditor memberikan keyakinan berbasis bukti yang memperkuat keandalan laporan atau proses.
Peningkatan Trust: Assurance yang kredibel memperkuat trust terhadap sistem, tata kelola, atau pihak pemberi assurance.
Kepercayaan Lebih Lanjut: Trust yang meningkat memudahkan penerimaan hasil assurance di masa depan.

Dimensi yang Menghubungkan Trust dan Assurance

Table 5
Dimensi
Trust
Assurance
1
Basis
Persepsi terhadap integritas, kompetensi, dan niat baik.
Bukti objektif dan analisis untuk mendukung kesimpulan.
2
Tujuan
Membentuk hubungan kepercayaan yang berkelanjutan.
Memberikan keyakinan atas kepatuhan, efektivitas, atau keandalan.
3
Sumber Keandalan
Hubungan interpersonal atau sistem yang kuat.
Standar profesional dan bukti yang relevan.
4
Fokus
Hubungan dan penerimaan hasil.
Kebenaran dan keandalan proses atau sistem.
There are no rows in this table

Jenis Trust yang Diperkuat oleh Assurance

Evidence-Based Trust:
Assurance memberikan bukti konkret yang mendukung trust berbasis fakta.
Contoh: SPI memberikan laporan audit yang didukung oleh bukti pengujian fisik dan analisis data.
Knowledge-Based Trust:
Assurance yang konsisten dari auditor yang sama membangun trust berdasarkan pengalaman masa lalu.
Contoh: Manajemen mempercayai rekomendasi SPI karena rekam jejak advisory yang efektif.
System-Based Trust:
Assurance yang dilakukan sesuai standar profesional (misalnya, COSO, IPPF) memperkuat kepercayaan pada sistem tata kelola.
Contoh: Pemangku kepentingan percaya pada hasil audit karena organisasi menggunakan sistem ERP yang terstandarisasi.

Manfaat Kombinasi Trust dan Assurance

Keputusan yang Lebih Cepat:
Dengan trust yang sudah terbentuk, pemangku kepentingan dapat lebih cepat menerima hasil assurance untuk mendukung pengambilan keputusan.
Efektivitas Implementasi Rekomendasi:
Trust terhadap SPI memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan melalui assurance lebih mungkin diimplementasikan dengan baik.
Reputasi Organisasi yang Lebih Baik:
Assurance yang konsisten dan kredibel meningkatkan trust terhadap tata kelola organisasi secara keseluruhan.
Peningkatan Kepatuhan dan Pengendalian:
Trust memungkinkan hasil assurance digunakan untuk memperkuat pengendalian internal dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi.

Kesimpulan

Trust dan assurance saling melengkapi. Assurance berbasis bukti meningkatkan trust, sementara trust awal memungkinkan hasil assurance diterima dengan lebih baik. Dalam organisasi, kombinasi keduanya menciptakan tata kelola yang kuat, memperkuat hubungan antara SPI, manajemen, dan pemangku kepentingan, serta mendukung pencapaian tujuan strategis organisasi.

Trust (kepercayaan) adalah elemen penting dalam hubungan individu, organisasi, dan sistem. Dalam literatur manajemen, kepercayaan sering diklasifikasikan berdasarkan sumber pembentukannya. Berikut adalah penjelasan mengenai Evidence-Based Trust, Knowledge-Based Trust, dan tipe trust lainnya:

1. Evidence-Based Trust

Definisi:
Kepercayaan yang didasarkan pada bukti yang dapat diverifikasi, seperti data, dokumen, atau hasil observasi.
Trust ini bersifat objektif, karena berakar pada fakta-fakta konkret yang mendukung keandalan atau kompetensi pihak yang dipercaya.
Ciri Utama:
Berbasis pada bukti yang kuat dan relevan.
Meningkatkan keyakinan melalui proses analisis data dan evaluasi sistematis.
Contoh:
Dalam audit, kepercayaan auditor terhadap efektivitas pengendalian internal didasarkan pada hasil pengujian dokumen dan pengamatan lapangan.
Investor mempercayai laporan keuangan karena telah diaudit dan didukung oleh bukti yang kompeten.
Relevansi:
Auditing dan Governance: Auditor atau SPI menggunakan bukti audit sebagai dasar untuk memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan.
Teori: Evidence-Based Decision-Making Theory, yang menekankan pengambilan keputusan berbasis fakta, mendukung pengembangan trust ini.

2. Knowledge-Based Trust

Definisi:
Kepercayaan yang berkembang dari pemahaman atau pengetahuan yang mendalam tentang perilaku, kemampuan, atau integritas pihak lain.
Dibentuk melalui pengalaman interaksi sebelumnya.
Ciri Utama:
Berbasis pada pengalaman jangka panjang dan data historis.
Lebih fleksibel dibandingkan Evidence-Based Trust, karena mencakup persepsi dan analisis informal.
Contoh:
Seorang manajer mempercayai rekomendasi SPI karena pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa rekomendasi SPI selalu efektif.
Karyawan mempercayai divisi HR karena kebijakan mereka konsisten dan transparan.
Relevansi:
Advisory: Dalam peran advisory, SPI membangun trust dengan manajemen melalui rekam jejak kinerja yang baik.
Teori: Trust Theory (Mayer et al., 1995), yang menekankan kemampuan, integritas, dan niat baik sebagai elemen trust.

3. Calculus-Based Trust

Definisi:
Kepercayaan yang didasarkan pada evaluasi risiko dan manfaat dalam hubungan.
Bersifat rasional dan sering terkait dengan hubungan kontraktual.
Ciri Utama:
Berbasis insentif, sanksi, atau keuntungan yang diharapkan.
Cenderung pragmatis, karena mengandalkan kepastian bahwa pihak lain tidak akan melanggar perjanjian.
Contoh:
Seorang investor mempercayai perusahaan karena adanya jaminan kontraktual atas return of investment.
Auditor mempercayai laporan karena pihak yang diaudit terikat oleh regulasi yang ketat.
Relevansi:
Governance: Regulasi, kontrak, atau kebijakan perusahaan membangun trust ini.
Teori: Agency Theory, yang menjelaskan bagaimana kontrak membantu mengurangi risiko konflik kepentingan.

4. Relational Trust

Definisi:
Kepercayaan yang berkembang melalui hubungan interpersonal yang kuat.
Dibangun melalui interaksi yang konsisten, keterbukaan, dan empati.
Ciri Utama:
Berbasis pada ikatan emosional atau hubungan yang dibangun dari waktu ke waktu.
Bersifat personal dan subjektif.
Contoh:
Manajemen mempercayai SPI karena sering berkolaborasi dalam proyek-proyek strategis.
Divisi operasional mempercayai rekomendasi SPI karena SPI memahami tantangan yang mereka hadapi.
Relevansi:
Kolaborasi: Peran advisory SPI membutuhkan relational trust untuk memastikan penerimaan rekomendasi.

5. System-Based Trust

Definisi:
Kepercayaan yang didasarkan pada struktur, sistem, dan kebijakan yang mendukung hubungan.
Dibangun melalui keandalan sistem organisasi.
Ciri Utama:
Berbasis pada prosedur yang jelas dan sistem yang terstandarisasi.
Bersifat struktural, bukan interpersonal.
Contoh:
Pemangku kepentingan mempercayai laporan keuangan karena organisasi mematuhi standar akuntansi internasional (IFRS).
Audit SPI dipercaya karena organisasi memiliki SOP audit yang konsisten.
Relevansi:
Tata Kelola: Kebijakan dan sistem yang kuat meningkatkan trust organisasi secara keseluruhan.

Perbandingan Jenis Trust

Table 6
Jenis Trust
Basis Utama
Fokus
Contoh dalam SPI
1
Evidence-Based Trust
Bukti yang relevan dan andal
Kepercayaan berbasis fakta
Bukti audit mendukung efektivitas pengendalian internal.
2
Knowledge-Based Trust
Pengetahuan dan pengalaman
Pemahaman tentang kemampuan pihak lain
Kepercayaan pada SPI karena rekam jejak yang baik.
3
Calculus-Based Trust
Risiko dan manfaat
Insentif dan jaminan
Kepercayaan melalui kontrak regulasi RSPO/ISPO.
4
Relational Trust
Hubungan interpersonal
Kolaborasi dan interaksi
Kepercayaan manajemen pada SPI sebagai mitra strategis.
5
System-Based Trust
Struktur dan prosedur
Sistem organisasi
SOP audit membangun kepercayaan terhadap proses audit.
There are no rows in this table

Kesimpulan

Konsep Evidence-Based Trust, Knowledge-Based Trust, dan jenis trust lainnya memberikan kerangka kerja untuk memahami bagaimana kepercayaan dibangun dan dipertahankan dalam hubungan organisasi. Dalam konteks SPI, trust menjadi penting untuk memastikan penerimaan temuan, rekomendasi, dan advisory yang diberikan kepada manajemen. Dengan memanfaatkan kombinasi berbagai jenis trust, SPI dapat memperkuat perannya sebagai mitra strategis yang dipercaya oleh organisasi.
Want to print your doc?
This is not the way.
Try clicking the ⋯ next to your doc name or using a keyboard shortcut (
CtrlP
) instead.