Agustus
Belum ada evaluasi menyeluruh oleh Visual Director, belum ada indikator pengawasan lintas divisi.
Kebijakan hold produksi mulai berjalan namun belum konsisten; belum ada SLA progres.
SDM belum diuji kapasitas maksimal; PO dan CO masih di tahap build-up.
Visual Director tidak tampil sebagai koordinator utama produksi.
September
Kepemimpinan koordinatif lemah antar head; butuh penegasan peran all Head Project.
Overload OP tanpa simulasi kapasitas maksimal; belum ada pembatasan resmi OP Shadow.
CO seperti Becca tidak mampu menembus target; training atau mentoring tidak tersedia.
Becca underperform; tidak ada rencana pengembangan individu.
Oktober
Peningkatan beban kerja tanpa arahan strategis; PO dan CO tidak mendapat instruksi prioritas produksi.
Volume OP dan FYP mulai melebihi kapasitas tim produksi; evaluasi tidak menghasilkan kebijakan korektif.
Penjadwalan CO tidak sistematis; revisi menumpuk; PO kewalahan order resmi karena CO tidak mampu mencapai target brief
Nana tidak bisa mencapai target FYP; Indah gagal diperpanjang.
November
Visual Director multitasking tak terkontrol; pengambilan keputusan teknis mendominasi.
Over OP 318 sekolah tanpa restriksi (pembatasan); revisi 2 melonjak tanpa SOP ketentuan yang jelas
Admin foto menangani 79 sekolah sendirian; revisitor dan designer kekurangan kapasitas.
Nana dan Roro burnout; freelance revisitor masuk tanpa orientasi yang jelas.
Desember
Rotasi struktur berlangsung cepat, tidak ada penerus definitif, tidak ada proses alih peran.
Perencanaan TB tidak linear dengan jumlah tim yang paling sedikit
Penjadwalan foto, FYP, dan layout saling bertabrakan; SDM overload tidak terdeteksi awal.
CO baru masuk tanpa pelatihan sistematis; CO lama kelelahan.
Januari
Head mendistribusikan instruksi ad hoc (strategi khusus); lembur layouter dan CO tanpa standar manajemen waktu.
Shift sistem kerja SDM dilakukan tanpa analisis performa; pengawasan berbasis kasus.
Editor dan Layouter tidak sanggup penuhi permintaan; antrian revisi dan layout macet.
Rizki Maulana masa percobaan, Julia cuti; banyak absensi SDM inti.
Februari
Tidak ada pengganti Visual Director; rencana backup SDM tidak disiapkan dari awal.
Strategi FYP terlalu memaksa tanpa kesiapan tim revisitor dan layouter.
Kapasitas freelance menutupi kekosongan struktur; tidak ada knowledge transfer.
Nana resign; Yinda backup tanpa porsi kerja jelas.
Maret
Jabatan krusial kosong bersamaan; PO, CO, Layouter, Head Pro resign; kehilangan kontrol produksi.
Ketergantungan terhadap lembur dan freelance semakin besar; kebijakan reward tidak jelas.
Keterlambatan layouter 71%; revisitor collapse; layout dan cetak stagnan di titik kritis.
Head Pro, Head PPIC, Layouter, PO resign bersamaan; tidak ada transisi antar individu.